Wednesday, June 22, 2011

Tips

15 Cara Mengungkapkan Cinta Pada Pasangan


 Berilah pelukan hangat padanya di saat ia sedang sedih.
 Gandenglah tangannya bila memungkinkan misalnya pada saat jalan-jalan di mall.
 Berilah ciuman tak terduga.
 Kirimkan surat cinta bisa berupa e-mail, sajak ataupun surat yang Anda selipkan di tas kerja atau dompetnya. Kirimkanlah kartu sebagai ungkapan cinta Anda dan tidak perlu menunggu adanya peristiwa khusus.
 Katakanlah bahwa pasangan Anda tetap OK meskipun ia sedang sakit ataupun sehabis memotong rambut yang menurut Anda potongan rambut tersebut kurang pantas baginya dan katakanlah Anda tetap bangga padanya.
 Bila pasangan Anda datang ngapel atau pulang kerja bagi yang telah menikah, sambutlah dengan senyuman lebar sebagai tanda Anda gembira atas kedatangannya.
 Bangunkanlah suami/ istri Anda di malam hari hanya untuk mengatakan “Saya Sayang Kamu”.
 Bantulah pasangan Anda mencuci piring bila tidak mempunyai pembantu rumah tangga, dan bantulah ia membersihkan rumah meskipun tidak diminta.
 Ingatlah saat-saat istimewa pasangan Anda antara lain hari ulang tahun, hari jadi kalian resmi pacaran, hari pernikahan, dsb.
 Eluslah pasangan Anda di saat dia menonton TV.
 Dansa, Anda bisa dekat satu sama lain sambil diiringi musik slow yang romantis.
 Acaklah rambutnya tanpa alasan apapun.
 Dengarkanlah masalahnya dan berilah masukan-masukan bila ia memintanya.
 Katakan di saat Anda bangun pagi bahwa Anda bahagia memiliki dia sebagai teman hidup.
 Buatlah lelucon dengan pasangan Anda. Tertawa membuat Anda awet muda dan terhindar dari stress.

Biografi

Eyes set to kill
 
 
 
Eyes set to kill adalah sebuah band beraliran post-hardcore yang barasal dari phoenix Arizona. Alexia dan Anissa Rodriguez memulai band ini di tahun 2004 dan ternyata Lindsey Vogt lah yang sebagai vokalis asli nya,namun setelah dia pergi karena alasan pribadi Alexia mengambil alih sebagai vokalis dan gitaris.

Asal nama band ini sendiri berasal dari syair-syair puisi alexia waktu di SMA, isi dari puisi itu
tentang seorang kriminal yang matanya diatur untuk membunuh dan bagaimana ia bertekad untuk mencapai tujuannya. Ungkapan "ketika mata-mata itu ditetapkan untuk membunuh" berarti untuk menjadi benar-benar ditentukan dan berjuang untuk apa yang di yakini, dan tidak menyerah pada mimpi untuk apa pun atau siapa pun.

Band ini pun telah menciptakan 2 album yaitu :
-
Reach (2007 - 2008)
-
The World Outside (2008 - 2009)

PERSONIL :


  • Alexia Rodriguez ( vocal,rhythm guitar )
  • Anissa Rodriguez ( bass )
  • Brandon Anderson ( vocal,scream )
  • Caleb Clifton ( drum )
  • Greg Kerwin ( lead guitar )

Sport

 Sepak Bola


5.000 sebelum Masehi: Sepakbola dimainkan di Cina dengan nama tsu chu. Selain untuk melatih fisik tentara, permainan ini dipertandingkan saat kaisar ulang tahun.
3.000 sebelum Masehi: Orang Jepang memainkan Kemari. (sepak bola ala Jepang)
2.500 sebelum Masehi: Orang Mesir Kuno dan Timur Tengah memainkan sepakbola sebagai bagian dari ritual keagamaan. Hanya sedikit dokumen yang mendukung hipotesis ini. Tahun Masehi: Penemuan dokumen-dokumen sepakbola di Roma dan Yunani.
100-500: Orang Romawi menyebarkan permainan harpastrum ke wilayah Eropa.
217: Tentara Inggris mulai memainkan sepakbola setelah mengalahkan tentara Roma.
600-1600: Orang Meksiko dan Amerika Tengah membuat bola dari karet. Permainan di sana merupakan gabungan dari basket, voli dan sepakbola. Abad pertengahan: Italia, Prancis dan Eropa lainnya mulai menemukan sepakbola.
1100: Permainan sepakbola di Inggris dilakukan dengan brutal tanpa aturan.
1314: Raja Edward II melarang sepakbola.
1369: Raja Edward III meneruskannya.
1500: Italia menemukan calcio dengan pemain satu tim lebih dari 27 orang. Permainannya sangat sederhana: menendang, mengoper dan menggiring bola untuk di bawa ke garis gol. Belum ada gawang.
1561: Richard Mulcaster mengadopsi calcio dari Florence ini untuk diajarkan di sekolah-sekolah dasar dan menengah di Inggris.
1572: Ratu Elizabeth I serius melarang sepakbola dan menyediakan penjara bagi rakyatnya yang memaksa bermain.
1600-an: Orang Eskimo juga mulai memainkan aqsaqtuk atau bermain bola di atas es. Sebuah legenda menyebut orang dari dua desa bermain aqsaqtuk dengan panjang lapangan mencapai 13 kilometer.
1680: Di Inggris bermain bola mendapat perlindungan dari Raja Charles II.
1820-an: Sepakbola mulai dimainkan di universitas-universitas Amerika Serikat seperti Harvard, Princenton, dan Amherst.
1830-an: Sepakbola modern mulai tumbuh. Olahraga ini dimainkan oleh para pekerja saat istirahat atau oleh anak-anak yang bermasalah di rumah atau sekolah. Kerjasama tim mulai dirumuskan.
1848: Peraturan sepakbola mulai digodok di Universitas Cambridge, Inggris.
1862: Berdiri klub Oneida di Boston, satu klub sepakbola pertama di luar Inggris.
1863: Asosiasi Sepakbola (FA) Inggris didirikan.
1871: Pertandingan pertama antar wilayah oleh FA.
1883: Empat klub Inggris setuju membentuk asosiasi klub sepakbola dunia.
1885: Pertandingan antara negara pertama di luar Inggris, antara Amerika vs Kanada.
1885: Sepakbola profesional diperkenalkan.
1886: Rapat pertama pembentukan asosiasi sepakbola dunia.
1888: Sepakbola profesional diresmikan. Wasit mengendalikan penuh pertandingan.
1888: Tendangan penalti diperkenalkan.
1904: FIFA didirikan dengan anggota Prancis, Belgia, Denmark, Belanda, Spanyol, Swiss dan Swedia.
1908: Sepakbola menjadi olahraga di Olimpiade.
1913: FIFA menjadi anggota FA Internasional.
1930: Kejuaraan Dunia pertama di Uruguay. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) didirikan.
1938: Televisi BBC pertama kali menayangkan pertandingan sepakbola.
1958: Tayangan pertama Kejuaraan Dunia.
1966: Mulai ada tayang ulang untuk sebuah gol.
1977: Kejuaraan Dunia untuk usia di bawah 20 tahun.
1988: Kampanye fairplay.
1999: Kejuaraan pertama sepakbola perempuan.
2002: Jepang dan Korea merupakan negara pertama penyelenggara Piala Dunia di Asia.
2004: Perayaan seratus tahun FIFA.
2006: Piala Dunia 2006 di Jerman.
2010: Teknologi garis gawang di ujicoba.

Music

 Britpop

adalah sebuah subgenre dari rock alternatif yang berasal dari Britania Raya. Britpop emerged from the British independent music scene of the early 1990s and was characterised by bands influenced by British guitar pop music of the 1960s and 1970s. Britpop muncul dari Inggris musik independen tempat awal 1990-an dan ditandai oleh band dipengaruhi oleh musik gitar pop Inggris tahun 1960-an dan 1970-an. The movement developed as a reaction against various musical and cultural trends in the late 1980s and early 1990s, particularly the grunge phenomenon from the United States. Gerakan ini dikembangkan sebagai reaksi terhadap tren musik dan berbagai budaya di akhir 1980-an dan awal 1990-an, terutama grunge fenomena dari Amerika Serikat. In the wake of the musical invasion into the United Kingdom of American grunge bands, new British groups such as Suede and Blur launched the movement by positioning themselves as opposing musical forces, referencing British guitar music of the past and writing about uniquely British topics and concerns. Dalam menyusul serangan musik ke dalam Kerajaan Serikat band grunge Amerika, kelompok-kelompok Inggris baru seperti Suede dan Blur meluncurkan gerakan dengan memposisikan diri sebagai kekuatan yang menentang musik, referensi musik gitar Inggris dari masa lalu dan menulis tentang topik unik dan keprihatinan Inggris . These bands were soon joined by others including Oasis , Pulp , Supergrass , Sleeper and Elastica . Band ini segera bergabung oleh orang lain termasuk Oasis , Pulp , Supergrass , Sleeper dan elastica .
Britpop groups brought British alternative rock into the mainstream and formed the backbone of a larger British cultural movement called Cool Britannia . Britpop membawa kelompok rock alternatif Inggris ke mainstream dan membentuk tulang punggung dari gerakan budaya Inggris yang lebih besar yang disebut Cool Britannia . Although its more popular bands were able to spread their commercial success overseas, especially to the United States, the movement largely fell apart by the end of the decade. Walaupun band-band yang lebih populer mampu menyebarkan keberhasilan komersial mereka di luar negeri, terutama ke Amerika Serikat, gerakan ini sebagian besar hancur pada akhir dekade ini.

SEJARAH
Asal Britpop berada terutama dalam adegan indie dari awal 1990-an, dan khususnya di sekitar kelompok band yang ikut terlibat dalam sebuah adegan hidup sosial terfokus di Camden Town area London. This scene was dubbed ” The Scene That Celebrates Itself ” by Melody Maker . [ 1 ] Some members of this scene ( Blur , Lush , Suede ) would go on to play a leading part in Britpop. Adegan ini dijuluki ” The Scene Itu Merayakan Hakikat “oleh Melody Maker . [1] Beberapa anggota adegan ini ( Blur , Lush , Suede ) akan terus memainkan peran utama dalam Britpop. Others such as Kingmaker , Slowdive , Spitfire and Ride would not. Lainnya seperti Kingmaker , Slowdive , Spitfire , dan Ride tidak. The dominant musical force of the period was the grunge invasion from the United States, which filled the void left in the indie scene by the Stone Roses’ inactivity. [ 2 ] Gaya musik yang dominan masa itu adalah invasi grunge dari Amerika Serikat, yang mengisi kekosongan yang ditinggalkan di dunia indie oleh Stone ‘Roses aktivitas tersebut. [2]
Journalist John Harris has suggested that Britpop began when Blur’s single ” Popscene ” and Suede’s ” The Drowners ” were released around the same time in the spring of 1992. Wartawan John Harris telah mengusulkan bahwa Britpop dimulai ketika single Blur ” Popscene “dan itu” Suede The Drowners “yang dirilis sekitar waktu yang sama pada musim semi 1992. He stated, “[I]f Britpop started anywhere, it was the deluge of acclaim that greeted Suede’s first records: all of them audacious, successful and very, very British”. [ 3 ] Suede were the first of the new crop of guitar-orientated bands to be embraced by the UK music media as Britain’s answer to Seattle’s grunge sound. Dia menyatakan, “[I] f Britpop mulai di mana saja, itu adalah banjir pujian yang disambut pertama catatan’s Suede: mereka semua berani, sukses dan sangat, sangat British”. [3] Suede adalah yang pertama dari tanaman baru gitar band-berorientasi untuk dipeluk oleh media musik Inggris sebagai jawaban Britania suara grunge Seattle. Their debut album Suede became the fastest-selling debut album in the history of the UK. [ 4 ] In April 1993, Select magazine featured Suede’s lead singer Brett Anderson on the cover with a Union Flag in the background and the headline “Yanks go home!”. debut mereka album Suede menjadi penjualan debut album-tercepat dalam sejarah Inggris. [4] Pada bulan April 1993, Pilih majalah menampilkan vokalis Suede’s Brett Anderson pada cover dengan Bendera Uni di latar belakang dan judul “Yanks pulang ! “. The issue included features on Suede, The Auteurs , Denim , Saint Etienne and Pulp and helped foment the idea of an emerging movement. [ 2 ] Masalah ini termasuk fitur pada Suede, The Auteurs , Denim , Saint Etienne dan Pulp dan membantu membangkitkan ide dari suatu gerakan yang muncul. [2]
Blur, a group that formerly mixed elements of shoegazing and baggy , took on an Anglocentric aesthetic with their second album Modern Life Is Rubbish (1993). Blur, sebuah kelompok yang sebelumnya unsur-unsur campuran shoegazing dan longgar , mengambil estetika Anglocentric dengan album kedua mereka Modern Life Is Sampah (1993). Blur’s new approach was inspired by their tour of the United States in the spring of 1992. pendekatan baru Blur diilhami oleh tur mereka di Amerika Serikat pada musim semi 1992. During the tour, frontman Damon Albarn began to resent American culture and found the need to comment on that culture’s influence seeping into Britain. [ 2 ] Albarn’s girlfriend Justine Frischmann (formerly of Suede and leader of Elastica ) explained, “Damon and I felt like we were in the thick of it at that point [. . .] it occurred to us that Nirvana were out there, and people were very interested in American music, and there should be some sort of manifesto for the return of Britishness.” [ 5 ] John Harris wrote in an NME article just prior to the release of Modern Life is Rubbish , “[Blur's] timing has been fortuitously perfect. Why? Because, as with baggies and shoegazers, loud, long-haired Americans have just found themselves condemned to the ignominious corner labeled ‘yesterday’s thing’”. [ 6 ] The music press also fixated on what the NME had dubbed the New Wave of New Wave , a term applied to the more punk-derivative acts such as Elastica, S*M*A*S*H and These Animal Men . Selama perjalanan, frontman Damon Albarn mulai membenci budaya Amerika dan menemukan kebutuhan untuk mengomentari bahwa pengaruh merembes, budaya ke Britania. [2] pacar Albarn Justine Frischmann (mantan Suede dan pemimpin elastica ) menjelaskan, “Damon dan aku merasa seperti kami berada di tengah-tengah itu pada [titik...] itu terjadi kepada kami bahwa Nirvana adalah di luar sana, dan orang-orang sangat tertarik pada musik Amerika, dan harus ada semacam manifesto untuk Inggris-kembalinya. ” [ 5] John Harris menulis dalam sebuah artikel NME sesaat sebelum rilis Modern Hidup Sampah, “’s] waktu Blur [telah kebetulan yang sempurna Karena. Mengapa?, seperti baggies dan shoegazers, keras, berambut Amerika lama hanya menemukan diri mereka dihukum sudut memalukan berlabel "thing" itu "kemarin. [6] tekan musik juga terpaku pada apa yang NME telah dijuluki New Wave New Wave , istilah diterapkan pada tindakan punk-derivatif lebih seperti elastica, S * M * * A * S H dan Hewan Pria ini .
While Modern Life is Rubbish was a moderate success, it was Blur’s third album Parklife that made them arguably the most popular band in the UK in 1994. [ 4 ] Parklife continued the fiercely British nature of its predecessor, and coupled with the death of Nirvana’s Kurt Cobain in April of that year it seemed that British alternative rock had finally turned back the tide of grunge dominance. Sementara Modern Hidup adalah Sampah sukses moderat, itu ketiga album Blur Parklife yang membuat mereka arguably populer band yang paling di Inggris pada tahun 1994. [4] Parklife lanjutan Inggris sifat keras dari pendahulunya, dan ditambah dengan kematian Nirvana Kurt Cobain pada bulan April tahun itu tampaknya rock alternatif Inggris akhirnya kembali gelombang dominasi grunge. That same year Oasis released their debut album Definitely Maybe , which broke Suede’s record for fastest-selling debut album. [ 4 ] [ 7 ] Tahun yang sama Oasis merilis album debut mereka Jelas Mungkin , yang memecahkan rekor Suede untuk menjual debut album-tercepat. [4] [7]
The movement was soon dubbed Britpop. Gerakan segera digelari Britpop. The term “Britpop” had been used in the late 1980s (in Sounds magazine by journalist, Goldblade frontman and TV pundit John Robb referring to bands such as The La’s , Stone Roses , Inspiral Carpets and The Bridewell Taxis ). Istilah “Britpop” telah digunakan di akhir 1980-an (di Sounds majalah oleh wartawan, Goldblade frontman dan TV cendekiawan John Robb mengacu pada band-band seperti La’s , Stone Roses , Inspiral Karpet dan The Taksi penjara ). “Britpop” arose around the same time as the term ” Britart ” (which referred to the work of British modern artists such as Damien Hirst ). “Britpop” muncul sekitar waktu yang sama dengan istilah ” Britart “(yang disebut karya seniman modern seperti Inggris Damien Hirst ). However, it would not be until 1994 when the term entered the popular consciousness, being used extensively by the music press and radio DJs. [ 8 ] A rash of bands emerged aligned with the new movement. Namun, tidak akan sampai 1994, ketika istilah itu memasuki kesadaran populer, yang digunakan secara luas oleh pers musik dan DJ radio. [8] Sebuah band ruam muncul sejalan dengan gerakan baru. At the start of 1995 Britpop bands including Sleeper , Supergrass , and Menswear scored pop hits. [ 9 ] Elastica released their debut album Elastica that March; its first week sales surpassed the record set by Definitely Maybe the previous year. [ 10 ] The music press viewed the scene around Camden Town as a musical centre; frequented by Britpop groups like Blur, Elastica, and Menswear, Melody Maker declared “Camden is to 1995 what Seattle was to 1992, what Manchester was to 1989, and what Mr Blobby was to 1993.” [ 11 ] Pada awal tahun 1995 band Britpop termasuk Sleeper , Supergrass , dan pakaian pria mencetak hits pop. [9] elastica merilis album perdana mereka di elastica bahwa Maret; minggu pertama penjualannya melampaui rekor yang dibuat oleh Jelas Mungkin tahun sebelumnya. [10] Musik tekan dilihat pemandangan di sekitar Camden Town sebagai pusat musik; sering dikunjungi oleh kelompok Britpop seperti Blur, elastica, dan pakaian pria, Melody Maker menyatakan “Camden adalah 1995 apa Seattle adalah untuk tahun 1992, apa Manchester adalah untuk tahun 1989, dan apa yang Bapak Blobby adalah 1993. ”

Life Style

 Sejarah Fixed Gear

 

Sepeda Fixie atau fixed gear sebenarnya berasal dari negeri Paman Sam, alias Amerika Serikat, tepatnya di kota New York. Sepeda fixie atau fixed gear digunakan oleh pengantar pos / surat kabar / majalah, Karena kondisi kota New York sangat padat, mereka sering terlambat ketika mengantar paket mereka. Akhirnya mereka memilih sepeda fixed gear sebagai alternatif dan hasilnya sangat memuaskan karena pengiriman yang lebih cepat.
Bagi sebagian orang, tampaknya sepeda elegan Fixie karena harga sepeda yang cukup mahal. Selain itu, setiap bagian dari motor ini tidak murah, seperti frame, roda, biasanya barang yang diimpor dari luar negeri. Fixie Sepeda menggunakan sistem kecepatan yang fixed, yang membuat ayunan pedal rotasi terus berputar, sehingga untuk melakukan pengereman, pengemudi  sepeda fixie harus mengurangi kekuatan dengan melawan arah putaran pedal, atau yang biasa disebut sistem “Trape Door. ”
Saat ini banyak masyarakat menggunakan sepeda fixed gear di Indonesia. Mereka mengklaim untuk memilih sepeda Fixie ini karena selain untuk mengikuti tren, tapi juga karena sepeda ini benar-benar cocok untuk anak muda suka bergaul dan ingin selalu eksis. Penggunaan sepeda fixie sekarang bukan hanya untuk olahraga selama pagi liburan, tetapi juga umumnya digunakan untuk pergi ke sekolah, kampus, atau ke kantor. Selain badan sehat, penggunaan sepeda juga dapat memperlambat Pemanasan Global yang baru-baru ini menjadi pembahasan negara-negara utama di dunia.

Tuesday, June 21, 2011

History

 LIVERPOOL FC



Salah satu klub tersukses di Inggris Raya. Didirikan pada 1892 akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Holding sebagai Presiden Club yang juga pemilik stadion Anfield. Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool FC sampai sekarang. Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun FA menolak mengakui ada dua tim bernama Everton. Akhirnya pada bulan Juni 1892 John Houlding pun akhirnya memilih nama Liverpool FC. Liverpool menjelma kekuatan serius di kompetisi sepakbola Inggris.
Pada musim pertamanya, Liverpool FC berhasil menjuarai Lancashire League sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris pada musim 1893/94. Pada musim pertamanya di Divisi II Liga Inggris, Liverpool FC langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I Liga Inggris ( sekarang Premiere League ). Tak butuh lama bagi Liverpool untuk mencicipi gelar di liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (musim 1900/01), Liverpool sukses menjuarai Divisi Satu dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian. Liverpool FC sukses meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921/22 dan 1922/23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946/47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5. Final Piala FA pertama dilakukan pada 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah mengarungi Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool FC mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953/54.
Liverpool sempat terseok-seok sebelum akhirnya Bill Shankly datang sebagai manajer pada bulan Desember 1959. Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari. Di ruangan inilah Bill Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan Reuben Bennett mulai membangun kekuatan Liverpool FC yang membuat iri tim musuh. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan hasil ketika berhasil promosi ke Divisi I pada musim 1961/62 dan menjadi juara liga pada musim 1963/64. Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun 1965 dan menjuarai Liga pada musim 1965/66, Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar juara Liga dan piala UEFA pada musim kompetisi 1972/73. Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar piala FA setelah membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar piala FA itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun. Pemain dan Liverpudlian ( julukan untuk penggemar fanatik Liverpool FC ) berusaha untuk membujuk, bahkan para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974 dan bergabung dengan Liverpudlian di tribun The Kop.
Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool FC dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool FC. Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, beliau memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champion, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut. Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti : Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah skuad muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.
Sebagai penerus Bob Paisley yang pensiun di tahun 1983, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga, juara Piala Liga dan juara Piala Champion. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepakbola Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi. Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool FC dan Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel. Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish yang ditunjuk sebagai player-manager. Joe Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang manajer.
Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi 1985/86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu. Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forrest tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar pembatas stadion. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun. Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepakbola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri. Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 beliau mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepakbola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris. Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.
Perginya 'King' Kenny Dalglish dan 2 tragedi yang mengerikan ( Heysel dan Hillsborough ) sepertinya memberikan trauma, hukuman atau kutukan yang mendalam bagi Liverpool Football Club. Kedatangan Graeme Souness pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun Souness bisa memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan transfer pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu. Hal lain yang memperburuk hubungan Souness dan Liverpudlian adalah ketika Souness menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi jantung kepada koran The Sun. Seperti diketahui bahwa masyarakat di Merseyside memboikot koran The Sun yang sering memojokkan Liverpudlian mengenai tragedi Hillsborough. Pada 28 Januari 1994 Graeme Souness akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer Liverpool FC setelah tersingkir dari Piala Liga dan Piala FA. Pelatih Roy Evans ditunjuk sebagai manajer Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di urutan ke 8 klasemen hasil terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara raihan gelar juara Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa kepemimpinannya banyak lahir talenta muda diantaranya : Robbie Fowler, Steve McManaman, Jamie Redknapp, Rob Jones dan David James.
Manajer Liverpool selanjutnya adalah pelatih senior Roy Evans yang sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30 tahun. Pada musim 1994/95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris dan berhasil menjuarai Piala Liga dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor 2-1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu 'pass and move'. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa ini tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para pemainnya, sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut 'Spice Boys'. Selain semakin matangnya pemain seperti : Robbie Fowler, Steve McManaman dan Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans muncul bakat muda bernama Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol dan menjadi PFA Young Player of the Year Award pada tahun 1998.
Pada musim kompetisi 1998/99 Liverpool FC menarik pelatih asal Prancis Gerard Houllier untuk berpartner dengan Roy Evans sebagai 'joint manager'. Tetapi Roy Evans merasa tidak cocok bekerjasama dengan Gerard Houllier, sehingga mengundurkan diri pada bulan November 1998. Setelah menjadi manajer tunggal, Houllier merombak total tim dengan memasukan pemain seperti : Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Markus Babbel, Dietmar Hamann, Gary McAllister dan Emile Heskey. Selain muncul bintang muda Michael Owen, Houllier juga berhasil mempromosikan bakat muda dengan talenta luar biasa bernama Steven Gerrard. Tahun 2001 menjadi tahun terbaik Liverpool FC setelah mengalami kemerosotan prestasi di tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga, Piala FA, Piala UEFA, Piala Charity Shield dan Piala Super UEFA. Keberhasilan ini memunculkan secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar juara Liga Inggris yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 2003 Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga dan menduduki peringkat ke 4 pada musim 1993/94 sehingga berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions. Walaupun berhasil memberikan sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik bertahan yang diterapkan Gerard Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris. Taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004 Gerard Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.
Rafael Benitez datang ke Liverpool FC setelah berhasil membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA. Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi setelah Benitez berhasil membawa Liverpool FC menjuarai Liga Champions untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai terhebat sepanjang masa, Liverpool FC berhasil mengalahkan AC Milan setelah tertinggal 0-3 di babak pertama. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool FC Jerzy Dudek menjadi pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko. Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para Liverpudlian. Liverpool FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskow dengan skor 3-1. Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, MU 1-0, Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United dengan Steven Gerrard sebagai Man Of The Match. Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final terbaik di era modern Piala FA. Setelah memenangi Piala Community Shield tahun 2006 dan berhasil mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar yang menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya Rafael Benitez berhaenti pada tanggal 3 Juni 2010 dan digantikan oleh Roy Hodgson. Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh George Gillett and Tom Hicks dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry.
1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool FC selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak sabar untuk bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010/11 dengan sangat buruk. Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool FC berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool FC menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim.
Tepatnya 8 Januari 2011 'King' Kenny Dalglish resmi menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya. Walaupun pada pertandingan perdana mengalami kekalahan di Piala FA, tetapi 'King' Kenny Dalglish berhasil mengembalikan performa pemain dan ciri khas 'pass and move' Liverpool FC. Buktinya 'King' Kenny Dalglish berhasil mengangkat Liverpool FC dari zona degradasi ke posisi 6 klasemen sementara Liga Inggris. Hasil ini tidak lepas dari keberanian 'King' Kenny Dalglish untuk menjual pemain bintang seperti Fernando Torres kemudian membeli Luis Suarez dari Ajax Amsterdam dan Andy Caroll dari Newcastle United. Keberanian dalam hal memasang pemain muda seperti : Martin Kelly, Jay Spearing dan Danny Wilson pun layak diacungi jempol. Raihan inilah yang membuat banyak pihak mendesak agar 'King' Kenny Dalglish di kontrak secara permanen sebagai manajer Liverpool fc.